Selasa, 29 September 2015

Masa Kecil, Masa Penuh Warna

SENGATAN KECIL

Bicara tentang masa kecil, sudah pasti... kita akan senyum-senyum sendiri, bahkan tak peduli meski ada yang memperhatikan kita penuh curiga. Namaku Nurul, si tomboy yang hobby manjat pohon mangga, itupun milik tetangga. Hehe.

Pernah suatu ketika, waktu itu kalau tak salah umurku sekitar tujuh tahunan. Pas lagi asyik main kelereng sama teman-teman, tiba-tiba ada salah satu temanku yang datang. Namanya Supri, berkulit hitam, rambut keriting, kucel, dan ingusan lagi. Pokoknya iyuh banget deh.

"Iihh, kamu jangan berdiri di situ napa! Aku ndak keliatan tau," bentakku kesal pada Supri yang menghalangiku bermain kelereng.

"Eh, Nur. Pak Haji Arifin barusan pergi naik mobil, yuk kita serang mangganya! Kan kemarin kita gagal manjat gara-gara ketahuan," ucap Supri sambil mengusap ingus dengan tangan kirinya, alhasil... wajah kumel Supri menjadi lebih mirip lukisan ombak yang menabrak hidung peseknya, ditambah debu-debu yang semakin mempertebal ingus di pipinya. 

Mendengar ucapan Supri, aku langsung menghentikan gerakan jemariku untuk melempar kelereng. Aku ingat. Tepatnya kemarin lusa, aku, Supri, dan Eko, anak tetanggaku yang penakut itu... berniat memetik beberapa mangga miliknya Pak Haji Arifin untuk rujakan. Namun belum sempat memetik satu buah mangga, Pak haji tiba-tiba keluar rumah dan meneriaki kami. Dan akibatnya, rencana makan rujak mangga kami, gagal.

"Ya sudah, sekarang saja!" perintahku. 

Akhirnya kami berempat sampai di halaman rumah Pak haji, halaman itu cukup luas dan berada di sebelah kanan agak ke belakang dari rumah beliau. Selain dua pohon mangga, di sana juga terdapat satu pohon jambu biji, dan satu pohon jambu air. 

"Udah kamu cepetan naik!" perintah Aris mengarah padaku.

"Kok aku? Supri tuh suruh naik, lagian aku kan sedang pakai rok," sergahku membela diri.

"Halah, pakai rok kek, sarung kek... kamu kan paling jago soal manjat," tambah Supri. 

Akhirnya dengan wajah terpaksa, aku lipat rokku dan mulai memanjat pohon mangga yang tak begitu tinggi. Namun sial, ketika hendak memetik mangga yang berada di sebelah atasku... kepalaku menyenggol sarang tawon manyang. Jenis lebah yang agak kecil, berwarna kuning dengan bentuk perut agak lonjong. Beberapa ekor lebah tersebut berhasil menyengat kepalaku, dengan cepat aku turun dan lari, diikuti ketiga temanku.

Sesampai di rumah, bukannya disayang-sayang sama ibu, malah dimarahi.

"Makanya, jadi anak perempuan itu yang luwes. Masa anak perempuan kok kerjaannya manjat pohon, kalau udah bengkak begini masih mau manjat lagi?" ocehan ibu yang hanya mendapat gelengan kepala sebagai jawabanku.

Aku kapok nyuri mangga lagi, lain kali tak mau nyuri mangga lagi. Tapi kalau di pohon jambu, ada tawonnya tidak ya?

Namanya juga anak kecil, meski berulang kali jatuh dan lututnya berdarah, itu takkan membuat mereka untuk tidak berlari.
Selalu ada senyum, ketika memori masa kecil terulang kembali, walaupun hanya sekedar kenangan. Namun sayang, aku tak memiliki foto sebagai kenangan tersebut. Hehe. Maaf ya, Mbak! Fotonya pakai yang sekarang aja ya!


Tulisan ini diikutsertakan dalam Pena Cinta First Giveaway 

4 Komentar:

Pada 1 Oktober 2015 pukul 19.45 , Blogger Nuniek KR mengatakan...

Kesengat tawon kan aduhai rasanya, hihi

Salam kenal yaa, ke blogku yuk aku juga ikutan GA pena cinta loh, :D

 
Pada 1 Oktober 2015 pukul 21.21 , Blogger Unknown mengatakan...

Aduhai ketika mengingatnya :)

Salam kenal kembali

 
Pada 29 Oktober 2015 pukul 06.54 , Blogger Liswanti Pertiwi (PenaLiswanti) mengatakan...

hihi lucu cerita masa kecilnya

Terima kasih sudah ikutan

 
Pada 29 Oktober 2015 pukul 07.54 , Blogger Unknown mengatakan...

Sudah pengumuman pemenang ya mbak?

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda