Sabtu, 05 September 2015

RANJANG HUJAN

Ini sisa bibirku, Sayang!
Yang semalaman lupa tak kau tenggak 
-habiskan. 
Lalu gelas-gelas mabuk
Di sepertiga anggur kita terguyur
Wanginya : neraka, di ujung napas kita
-lupa surga.

Surga lupa neraka.
Lupa?
   Lupakah...

Ini sisa tubuhku, Sayang!
Di bawah ranjang-ranjang hujan
-kenangan.
Lalu puisi-puisi bertelanjang
Napas saling memburu, diksi
-tergagu.

Aku ingin bertemu kamu, Sayang! 
Serupa dua ombak yang bergulung-gulung 
-menampar karang. Katamu.

Ombak pun pecah!
Pecah,
Pecah?

Ini! Jangan sisakan lagi, Sayang!

Jember, 4 September 2015


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda