Sabtu, 10 Oktober 2015

Cermin tema persahabatan

BERBAGI SURGA


Pintu terbuka, sesosok wanita dengan gaun cantiknya ... berdiri di sebelah Mas Agus. Selendang panjang berwarna biru muda, terlihat begitu indah menghiasi kepala wanita itu yang menundukkan kepala.

Namanya Retno, sahabat sekolahku ketika SMA. Hubungan kami sudah seperti saudara, namun karena pekerjaan ayah Retno yang pindah tugas di luar kota, kami pun berpisah. Dan sudah hampir delapan tahun kami tak bertemu, bahkan tidak tahu kabar masing-masing.

Aku tersenyum menatap wajah Retno yang terlihat makin dewasa dan cantik. Mas Agus tak salah memilih, gumamku dalam hati.

"Mari masuk," tawarku sopan.

"Sit, maafkan aku. Aku tak tahu kalau ...."

"Mas Agus sudah menceritakan semuanya padaku," potongku, ketika kami sudah duduk di atas sofa ruang tamu. "Awalnya aku memang tak setuju. Tidak ada istri yang ingin membagi hati suaminya dengan wanita lain. Tapi aku juga sadar, apa artinya keluarga jika tak bisa memberikan keturunan."

"Maksudmu apa, Sit?"

"Aku mandul, Retno. Barangkali itu adalah satu-satunya alasan yang menguatkanku untuk berbagi. Dan saat pertama kali aku mengetahui bahwa maduku adalah kamu, aku setuju. Setidaknya pilihan Mas Agus tak salah. Aku bahagia bisa berbagi kebahagiaan dengan sahabatku sendiri yang sudah sangat kurindu."

Retno memelukku, "Terima kasih, Sit."

Aku teringat saat terakhir kami berpisah di bandara Juanda delapan tahun yang lalu. Tak jauh berbeda dengan keadaan saat ini, air mata kami tumpah. Dulu kami berjanji untuk saling menukar kabar, tapi lambat laun kesibukan memisahkan kami. Hingga pada detik ini, kami kembali saling memeluk, saling menangis, hanya bedanya tangisan ini bukan sebuah kesedihan karena perpisahan, namun awal kehidupan baru dalam satu surga.

Dengan lembut, Mas Agus merangkul kami berdua.

"Eittss, Mas Agus gak boleh ya! Belum muhrim," ucapku melirik Mas Agus. Kami bertiga pun tertawa.

Ya Allah, karena-Mu hamba berbagi, dan karena-Mu hamba ikhlas. Maka, berkahkanlah surga kecil kami dengan kerukunan. Amin.

Jember, 11-10-2015

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda